Minggu, 31 Maret 2013. Sejak sore, Cileungsi macet total. Kendaraan stuck baik dari arah Bekasi, Cibubur, Citeureup, maupun dari Jonggol. Tidak mengejutkan, kemacetan seperti ini memang selalu terjadi setiap hari Sabtu dan Minggu.
Jam setengah delapan malam, hujan deras baru saja reda, saya keluarkan motor, berniat membeli sesuatu buat makan malam. Namun melihat kemacetan seperti itu saya urungkan niat, mending jalan kaki.
Nah, saat jalan kaki ini, seorang bapak di pinggir jalan, berusia sekitar 50-an, menyapa saya, “Mas, bengkel motor yang dekat di mana ya?”. Kelihatannya motornya sedang bermasalah, Vega ZR hitam merah keluaran 2012.
“Ke arah sana ada, tapi tutup kalau malam”, jawab saya. Kasihan juga nih, saya pikir tidak ada bengkel buka di radius 2 km.
“Motornya kenapa pak?”, tanya saya.
“Ini bisa hidup, tapi kalau digas langsung mati”, jawabnya.
“Oh . . . Boleh saya lihat pak?”, sebenarnya saya agak ragu-ragu menawarkan bantuan, karena kurang pede sama kemampuan saya.
Bapak itu mengiyakan.
Sambil ngobrol, ternyata bapak ini dari Bekasi, sedang menuju Cariu. Asli Purwokerto. Saya coba hidupkan mesin dengan electric starter, mesin langsam dengan normal. Lalu saya pelintir gas pelan-pelan, mungkin belum sampai 2000 rpm, mati tersendat-sendat lalu mati.
Saya berusaha merogoh bagian karburator, siapa tahu ada yang gak normal di sana. “Kabel cuknya saya lepas itu”, kata bapak itu.
That’s it! Tiba-tiba saya teringat si Jupe. Saya gak nanya kenapa dilepas, tapi saya duga kasusnya sama dengan Jupe saya, karena karbu Jupe dan Vega mungkin sama.
“Lubang cuknya ditutup gak Pak?”, tanya saya.
“Cuma kabelnya saja lepas, pelornya masih ada”, kata bapak itu.
“Saya kuras dulu karburatornya ya Pak”.
Kebetulan bapak itu bawa tool kit-nya, jadi saya tidak kerepotan membuka baut untuk nge-drain bensin yang ada di karburator. Diterangi lampu dari handphone Samsung saya (ternyata ada gunanya juga fitur lampu senter di handphone itu) saya keluarkan semua bensin di bak karburator.
Setelah bensin keluar semua, saya kencangkan kembali baut tersebut. Saya coba beberapa kali dengan kick starter. Mesin nyala. Saya coba pelintir gas, mesin merespon dengan normal. Sip.
“Sampun Pak, monggo”.
“Matur nuwun mas”, kata bapak itu. Selanjutnya bersiap menggunakan helm untuk melanjutkan perjalanan.
Saya pun melanjutkan jalan kaki. Tinggal beberapa langkah lagi dari warung nasi goreng
josss