Jumat, 28 September 2012, 06:30 WIB – Saya lagi berjalan santai, ketika tiba-tiba mendengar seseorang berteriak marah. Saya menengok ke arah suara berasal, dan melihat seorang berpakaian seragam polisi, berumur sekitar 50 tahun, keluar dari sebuah mobil yang berhenti tepat di tengah jalan, di pertigaan tol Bekasi Timur. Mobil menghadap ke arah pintu tol.
Ternyata Polisi tersebut marah sama seorang pejalan kaki, pemuda berusia kurang lebih 22 – 25 tahun yang berpakaian seragam kerja.
“Jalan di mana kamu?”, demikian kalimat yang berulang-ulang diucapkan si polisi. Tidak saya dengar kalimat yang lain.
Tak merasa cukup memarahi pejalan kaki tersebut, si oknum polisi tersebut, “mencekik” leher si pejalan kaki dan mendorong ke mobilnya. Si polisi masih meneriakkan kalimat yang sama, sambil tangan kanannya siap memukul.
Si pejalan kaki diam saja, mungkin masih shock dengan apa yang terjadi. Mungkin juga tidak tahu apa kesalahannya.
Ada puluhan saksi mata kejadian tersebut. Beberapa orang yang melihat sangat kesal dengan kelakuan polisi tersebut. Ada yang teriak, “laporin aja tuh orang”, “breng*ek banget tuh polisi”, dan sumpah serapah yang lain.
Dua orang mendekat untuk melerai. Polisi tersebut, sambil masih melotot, kemudian masuk kembali ke mobilnya.
Mobil kemudian melaju ke arah pintu tol. Dari jendela sebelah kiri, nongol wajah perempuan kurang lebih usia sekolah SMA, mungkin anak si polisi. Tersenyum sinis ke arah orang-orang yang melihat kejadian tersebut, kelihatannya sudah ketularan arogansi bapaknya.
BAH! Bagaimana mau simpati dengan polisi, kalau masih saja ada oknum polisi seperti ini. Kepolisian butuh banyak psikolog buat memeriksa anggotanya.
Note: Gambar bukan dari kejadian sebenarnya, sekedar ilustrasi.
welah dala