Beberapa waktu lalu, saat pulang kerja, sekitar pukul 18:30, saya melaju dengan kecepatan sedang menyusuri jalan Kalimalang. Cuaca sedikit gerimis, cukup mengganggu pandangan.
Kurang lebih 7 – 10 meter di depan saya ada sebuah mobil yang melaju pelan, saya berniat untuk mendahuluinya. Di samping kanan mobil tersebut saya lihat lampu berwarna merah, saya kira sebuah motor sedang mendahuluinya juga. Maka saya geser posisi motor ke kanan untuk menyusul motor tersebut.
Tapi betapa terkejutnya saya, ternyata lampu berwarna merah tadi bukan motor yang melaju searah dengan saya, tapi justru motor yang berlawanan arah dengan saya. Artinya motor itu menggunakan lampu utama berwarna merah. Ediaaannnn . . .
Alhamdulillah saya masih sempat menghindari tabrakan dengan motor tersebut.
Sesuai Penjelasan UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 48 ayat 2, lampu utama motor maupun mobil seharusnya berwarna putih atau kuning muda. Lampu depan berfungsi tidak saja untuk menerangi jalan, tapi juga agar motor kita mudah terlihat oleh orang lain, untuk menghindari tabrakan. Itulah sebabnya menyalakan lampu utama diwajibkan baik malam maupun siang hari.
Mengganti warna lampu bisa mengundang resiko besar. Tapi masih ada saja orang yang melakukannya, mungkin mereka beranggapan lampu utama berwarna merah akan membuat mereka semakin keren. Nyatanya hal tersebut sangat berbahaya, seperti kisah nyata yang saya ceritakan di atas.
#gagalpaham
saya juga pernah ngalamin kang… trnyata lebih menjengkelkan dari mika rem bening
Iya betul 🙁
Ngeri bener..
Mungkin biar di kira motornya itu “teluh” Pakde..
Iya nih, ada-ada saja nih orang