Indomoto.com – Kualitas ban sangat mempengaruhi performa sebuah sepeda motor. Ban yang bagus membuat berkendara menjadi nyaman dan aman. Sebaliknya ban yang buruk membuat berkendara sangat berbahaya.
Ban yang bagus tentunya dibuat dengan material yang bagus dan diproses sesuai SOP yang telah teruji.
Kali ini, saya ingin membahas proses pembuatan ban motor. Sebenarnya sudah lama pengin menulis topik ini, cuma selalu tertunda.
Oh ya, artikel ini saya tulis berdasarkan pengalaman saya bekerja sebagai staf R&D di sebuah pabrik ban. Sudah lama banget sih, tapi semoga saja teknologinya tidak banyak berubah, sehingga tulisan ini masih relevan dengan kondisi saat ini.
Tentu saja saya tidak bisa menulis dengan sangat detail di blog ini, karena itu akan menjadi sebuah buku yang sangat tebal dan membosankan 🙂
Sebelum membahas tentang proses pembuatan ban, ada baiknya kita menengok terlebih dahulu konstruksi dari sebuah ban sepeda motor. Ban sepeda motor setidaknya terdiri dari tread, sidewall, carcass ply, tubeless inner liner, dan bead wire. Masing-masing membutuhkan jenis kompon karet yang berbeda-beda.
Rubber Compounding atau Rubber Mixing
Proses pembuatan ban dimulai dari proses rubber compounding atau rubber mixing, yaitu pencampuran satu atau dua jenis karet sintetis dengan atau tanpa karet alam, dengan bahan pengisi (filler), dan berbagai macam bahan kimia yang lain di mesin mixing yang biasa disebut mesin Banbury.
Bahan-bahan yang di-mixing bisa dikelompokkan ke beberapa kategori:
- Karet sintestis (EPDM, SBR, NBR, IR, dan lain-lain)
- Karet alam (RSS, SIR)
- Bahan pengisi (filler) berupa carbon black yang warnanya hitam banget (ya iya lah . . . namanya juga black), silika, Calsium Carbonat, dan lain-lain.
- Bahan pelindung (anti-degradant) agar ban tidak mudah rusak saat terkena udara luar, berupa anti-oxidant, anti-ozonant, metal deactivator, dan lain-lain
- Bahan pembantu proses (processing aids) agar kompon dapat diproses dengan mudah saat mixing, extruding, dan calendering
- Sulfur alias belerang menjadi bahan utama agar kompon karet bisa di-vulkanisasi saat proses curing
- Bahan pemercepat proses vulkanisasi (accelerator) agar proses curing lebih cepat sehingga proses produksi lebih ekonomis, sekaligus menentukan bentuk ikatan hydrocarbon yang diinginkan
Apakah ada yang ketinggalan? Jika ada tolong ditambahkan!
Masing-masing bagian ban membutuhkan jenis kompon karet yang berbeda-beda. Idealnya, kompon karet untuk tread dan sidewall dibuat dari bahan yang berbeda, karena tread mendapat beban abrasi karena harus kontak dengan permukaan aspal, sedangkan sidewall haruslah lentur agar berkendara menjadi nyaman. Namun agar pembuatan ban lebih ekonomis, biasanya tread dan sidewall dibuat dengan bahan yang sama.
Selain itu karet untuk carcass ply (harus lengket dengan carcass), bead wire (harus lengket dengan kawat), dan tubeless inner liner (harus kedap udara agar tidak bocor) juga berbeda.
Selain kompon karet yang dibuat sebagai bagian dari ban, juga dibuat kompon untuk bladder yaitu alat bantu untuk proses curing.
Masing-masing kompon karet bisa terdiri dari belasan bahan kimia yang berbeda. Sebelum di-mixing, masing-masing bahan ditimbang sesuai resep atau formula yang telah ditentukan.
Saat proses mixing di mesin banbury, parameter-parameter seperti volume mixing, waktu mixing, suhu mixing dan rotasi (rpm) rotor menjadi faktor yang sangat penting karena dapat mempengaruhi hasil mixing.
Setelah mixing, kompon karet masuk ke mesin roll, dan dibentuk menjadi lembaran panjang (sheet) yang dilewatkan di konveyor untuk didinginkan dan dilipat, agar bisa disimpan.
Tentu saja diberi identitas agar tidak tertukar dengan jenis kompon yang lain, maklum warnanya hitam semua. Mmmm . . sebenarnya bagi operator yang telah berpengalaman, bisa membedakan jenis kompon hanya dengan mencium baunya 🙂
Sebelum didistribusikan ke bagian-bagian selanjutnya, setiap batch kompon karet diuji di laboratorium untuk memastikan karakteristiknya sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.
Kompon karet yang berbeda-beda didistribusikan ke bagian-bagian seperti bagan berikut :
Carcass Ply Calendering dan Cutting
Proses calendering, atau ada yang menyebut dengan proses topping adalah proses pelapisan carcass atau fabric atau nylon cord (terserah mau disebut apa) dengan kompon karet.
Mula-mula kompon karet dipanaskan dengan mesin roll agar menjadi lunak, lalu dibentuk sheet tipis sesuai dengan standard yang telah ditentukan. Sheet kompon karet tersebut kemudian bertemu dengan carcass di mesin roll berikutnya, sehingga carcass terlapisi oleh kompon karet.
Carcass Ply yang telah terlapisi kompon karet tersebut dipotong di mesin Bias Cutting dengan lebar, panjang, dan sudut potong sesuai dengan ukuran dan model ban yang akan dibuat, lalu disimpan di rak untuk dikirim ke proses selanjutnya.
Proses Bead Wire
Proses ini diperlukan untuk melapisi kawat dengan diameter tertentu dengan kompon karet. Kompon karet dipanaskan di mesin mixing kecil agar lunak dan mudah mengalir, lalu dialirkan ke jalur dimana kawat bergerak dari gulungan awal ke gulungan akhir, sehingga kawat terlapisi oleh kompon karet.
Kemudian kawat dipotong-potong dan dibentuk lingkaran dengan diameter sesuai dengan ukuran ban yang hendak dibuat.
Tread dan Sidewall Extruding
Seperti pada proses-proses yang lain, mula-mula kompon karet dipanaskan dengan proses mixing di ujung mesin extruding. Kompon karet kemudian ditekan dengan proses extruding menuju dies dengan ukuran dan bentuk tertentu sesuai dengan ukuran dan model ban yang akan dibuat, sehingga menjadi lembaran karet yang keluar memiliki bentuk sesuai dengan dies-nya.
Lembaran kompon yang keluar dari dies tersebut dibawa dengan konveyor dan diberi garis warna-warni untuk membedakan model yang satu dengan model yang lain. Kemudian dipotong-potong dengan panjang sesuai standard yang telah ditentukan.
Proses Pembuatan Inner Liner
Inner liner adalah komponen ban motor yang hanya ada di ban tipe tubeless. Bagian inilah yang menahan udara agar ban tidak bocor, oleh karena itu inner liner dibuat dengan material yang kedap udara.
Pembuatan inner liner dimulai dengan pemanasan kompon karet pada mesin roll. Lalu dibuat sheet dengan ketebalan tertentu dan lebar tertentu sesuai dengan model ban yang akan dibuat.
Proses Building / Assembling
Pada tahap ini, semua material hasil proses-proses sebelumnya disatukan di mesin building. Sesuai urutan tertentu inner liner, carcass ply, bead wire, dan tread dirakit sehingga menjadi green tire yang siap untuk dimasak di mesin curing.
Proses Curing
Proses curing adalah proses memasak sekaligus mencetak green tire menjadi tire atau ban jadi.
Mula-mula green tire dimasukkan ke dalam cetakan (mould). Saat mould menutup, green tire akan ditekan oleh bladder dari sisi dalam, sehingga sisi luar akan membentuk kembangan (pattern) sesuai mould-nya.
Proses curing terjadi pada suhu tinggi, so suhu menjadi parameter yang sangat menentukan. Selain itu, tekanan bladder, dan waktu curing juga menjadi parameter yang harus diperhatikan.
Yang tak kalah penting adalah kondisi mould. Lubang air flow atau overflow tak boleh tersumbat. Permukaan mould harus mulus, tak boleh ada cacat berupa goresan, bekas benturan, dan lain-lain.
Karena pentingnya menjaga kondisi mould, di pabrik ban biasanya ada bagian khusus untuk merawat dan memperbaiki mould, yang disebut mould control atau mould maintenance.
Ban jadi yang keluar dari mould selanjutnya didinginkan di mesin post-cure inflator (PCI) agar tidak terjadi deformasi saat proses pendinginan.
Proses curing pada dasarnya adalah proses vulkanisasi, yaitu proses kimia yang merubah sifat kompon karet yang plastis menjadi elastis dengan cara pembentukan ikatan silang di dalam struktur molekulnya.
Sebenarnya proses vulkanisasi dapat terjadi pada suhu kamar, namun di pabrik pengolahan karet, seperti di pabrik ban, vulkanisasi atau curing selalu berlangsung di suhu panas, sekitar 140 derajat celsius, agar proses vulkanisasi dapat berlangsung lebih cepat, lebih produktif, dan terkontrol.
Final Inspection
Setelah dingin, ban diperiksa oleh bagian quality control. Ban yang dinyatakan OK harus bebas dari segala macam defect, seperti ketebalan yang tidak merata, tread yang tidak terisi penuh, “hamil” karena udara terjebak, carcass yang nongol di bagian dalam, kawatnya melejit, dan lain-lain.
Ban yang lolos uji diberi stempel “OK” dan atau kode inspector, kemudian dikirim ke gudang finish goods untuk di-wrapping dan dikirim ke customer.
Demikianlah proses pembuatan ban motor di pabrik. Semoga informasi ini menambah wawasan teman-teman sekalian.
njelimet 😮
Simak yuk Full Review Suzuki GSX R150
Sekarang apa-apa udah serba sintetis… jarang yang 100% mineral.
Kasian karyawan kebun karet di kampung sy… Banyak yang dirumahkan gegara permintaan getah karet menurun.
Ya begitulah teknologi. Ketika teknologi berkembang, ada pihak yang sangat beruntung, sebaliknya ada pihak lain yang menjadi korban.
Kita smartphone berkembang, wartel banyak yang tutup.
Ketika ojol berkembang, angkot dan ojek pengkolan turun penghasilannya.
Ketika android semakin maju, nokia langsung nyungsep.
Iya. Jadi inget lagi ke Nokia… Brand segitu besarnya bisa tumbang…
Nasib Nokia kalo di otomotif roda 2 rada mirip-mirip y. Kesalahannya karena di awal masa perubahan tidak langsung menyambut perubahan, malah keukeuh pake platformnya sendiri.
Entah karena gengsi dianggap nyontek atau gimana… yang jelas konsumen mah ngga peduli. Mau nyontek mau apa yang penting kasih benefit lebih ya pasti disambut pasar dengan baik.
Wkwkwkwk… Maap Om… Komentar sy keluar dari topik artikel. Soale seru sambungannya sih…
He he . . masih nyambung kok topik kok.
ternyata jelimet juga ya bikin ban motor,.
Lebih njimlet dari pada bikin onde-onde 🙂
Nanti suatu saat jaringan 4G juga bakal digeser sm 5G om.. tinggal tunggu waktu.. mmg benul (bener dan betul), kemajuan teknologi membuat segalanya menjadi mungkin
baru tau kalau terdiri dari beberapa layer…
pas ban sudah gundul ga keliatan ya… wkwkwk…
Mantap wak jadi nambah wawasan soal prosesnya, btw masih penasaran proses vulkanisir ban bekas itu seperti gimana ya
Nah, kalo vulkanisir itu ada dua sistem: sistem panas dan sistem dingin. Sistem panas, setelah ban bekas dikikis dan diratakan bagian tread-nya, dipasang lagi lembaran kompon baru, lalu di cetak lagi dengan mesin curing.
Di sistem dingin, yang dipasang bukan lembaram kompon, tapi lembaran tread yang sudah ada kembangannya. Jadi tinggal lem saja.
saya pakai Brigestone EcoPia, 2 biji sudah jebol ditepian, hiksss…ngerih banget 🙁
tidak sesederhana perkiraan saya… ternyata njelimet juga yak…
pernah nie dulu belajar soal industri… tapi diplastik bukan dikaret, mirip2 memang prosesnya
Ternyata lumyan rumit ya proses pembuatan ban nya.
Perkenalkan nama saya Muhammad Rendi Fadli, dari ISB Atma Luhur