Obati Penasaran, Touring Seru Ke Gunung Padang Cianjur

situs megalitikum gunung padang cianjur



Sudah lama saya ingin melihat dari dekat situs megalitikum Gunung Padang, yang diduga adalah sebuah piramida buatan manusia. Menurut berita terkini, situs ini diduga berasal dari 11 ribu tahun sebelum masehi. Kalau benar, berarti situs ini lebih tua daripada piramida-piramida yang berada di Mesir sana.

Nah, berawal dari rasa penasaran tersebut, maka ketika seorang teman melalui group chat mengajak ke Gunung Padang, spontan saya menyatakan “ikut dong”. Padahal malam itu, saya baru pulang dari perjalanan luar kota.

Perjalanan Menuju Gunung Padang

Kami memilih tikum di Cariu. Saya sengaja datang lebih awal. Setelah menunggu kurang lebih satu jam, akhirnya pasukan kumpul semua, perjalanan dimulai sekitar jam 10 pagi menuju Cianjur. Jalur Cariu – Cianjur sangat nyaman untuk bermotor, hanya saja tetap harus waspada karena di beberapa titik permukaan jalan sangat bergelombang.

Sesampai Cianjur, kami mampir ke sebuah Masjid dekat terminal bus, untuk melakukan sholat Jum’at plus ngebakso dan jajan di tukang buah. Perjalanan dilanjutkan melalui Jalan Raya Cianjur – Sukabumi. Sampai di desa Warung Kondang ada plang yang menunjukkan arah menuju Gunung Padang, kami pun belok ke kiri.



Sayang kondisi jalurnya kurang bersahabat. Banyak lubang di permukaan jalan. Kadang-kadang harus offroad karena aspal sudah habis mengelupas.

Melewati jalur ini harus ekstra hati-hati, karena banyak “Uturn disertai jalan menanjak. Di beberapa titik ada tanah bekas longsoran berceceran di jalan, membuat jalan menjadi sangat licin, apalagi di musim hujan seperti saat ini.

Akhirnya, jarak yang cuma 20 km pun harus ditempuh lebih dari satu jam, cukup melelahkan. Beruntung pemandangan di kiri kanan jalan sangat indah, kami sempat berhenti beberapa kali hanya untuk foto-foto.

Situs Megalitikum Gunung Padang

Tiket masuk ke situs Gunung Padang ini ternyata sangat-sangat murah, yaitu cuma Rp. 2.000,- per orang. Asli saya surprise dengan harga tiketnya. Seorang warga sekitar menyarankan kami untuk membawa pemandu. Selain mendapat penjelasan tentang situs tersebut, juga untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Tidak ada tarif untuk pemandu, seikhlasnya saja.

harga tiket

Tiket masuk situs Gunung Padang. Wow . . . murah banget bro . .

Untuk mencapai lokasi situs, kami harus melalui tangga yang menanjak. Sang pemandu (saya lupa menanyakan namanya) memberi dua pilihan, mau lewat tanjakan yang curam (180 meter) atau tanjakan yang landai (300 meter). Kami pun dengan pede memilih tanjakan yang curam.

Belakangan kami pun nyesal dengan pilihan kami. He he . . . betapa tidak, ternyata tanjakannya lebih curam dari pada yang kami perkirakan. Benar-benar menguras energi. Kami harus beberapa kali berhenti untuk ambil nafas. Untunglah sang pemandu sabar menunggu kami.

tangga curam

Sampai di atas, bukan cuma betis dan paha yang sakit, kepala pun berkunang-kunang. Akhirnya saya terpaksa tiduran dulu di rerumputan untuk mengembalikan energi yang terkuras.

Namun perjuangan itu benar-benar sepadan dengan apa yang kami dapatkan di sini. Pemandangan yang indah, situs yang berada di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur ini dikelilingi 5 gunung. Kemana pun kita mengengok, kita akan melihat sebuah gunung di kejauhan. Udara yang sejuk alami . . . eeehhh . . . mungkin lebih tepat disebut dingin banget. He he . .

Di situs ini terdapat ribuan batu berupa balok-balok, sebagian besar dengan penampang segi lima. Tentang penampang segi lima ini, menurut sang pemandu kami, ada hubungannya dengan 5 gunung yang mengelilingi situs Gunung Padang. Banyak batu yang berserakan yang beraturan, namun ada juga yang sangat teratur.

situs gunung padang cianjur

Di blok tertentu, batu-batu itu menghasilkan suara yang nyaring ketika dipukul, kemungkinan disebabkan oleh kandungan besi yang sangat tinggi. Suara batu-batu itu menghasilkan nada-nada yang berbeda, sehingga kemungkinan juga digunakan sebagai alat musik di jaman lampau.

Hmm . . . rasanya kok tidak mungkin ada fenomena alam atau proses geologi yang bisa menghasilkan situs yang sangat teratur seperti ini. Saya percaya situs ini adalah hand-made. Biar saja para ahli yang harus membuktikannya secara ilmiah.

Kami menelusuri situs ini sambil photo-photo . . . untuk update status tentu saja. LOL.

Pulang

Kurang lebih jam lima sore, kami turun dari situs Gunung Padang. Di parkiran kami istirahat sejenak sambil menikmati mie rebus dan kopi yang terasa lebih nikmat di udara yang dingin seperti ini.

Jam setengah enam, kami memulai perjalanan pulang menuju Cianjur. Tak disangka, perjalanan cukup menegangkan. Jalanan sangat gelap, tidak ada lampu penerang sama sekali. Dan kabut sudah mulai turun, sehingga permukaan aspal hampir tidak terlihat karena terhalang kabut yang sangat tebal.

Saya harus terkaget-kaget saat harus melewati tikungan-tikungan yang terasa lebih tajam daripada saat berangkat tadi siang. Gerimis yang terus menerus mengguyur membuat permukaan jalan semakin licin.

Mengingat jalur yang ekstrim, pastikan kendaraan kalian sehat sebelum menempuh jalur ini. Terutama pada kondisi ban, jangan sampai botak.

Pastikan juga bahan bakar terisi cukup, karena tidak ada SPBU di jalur ini. Penjual bensin eceran pun susah ditemui.

Dan satu lagi pelajaran yang bisa diambil saat perjalanan pulang dari situs ini adalah: jangan pulang terlalu malam dari situs ini.

Berikut galeri fotonya:

3 Comments

  1. bocah
    10/11/2013
  2. lekdjie
    14/01/2014
  3. henny
    07/10/2014

Add Comment

Tulis komentarmu

%d